Tugu Pahlawan & Museum Sepuluh Nopember

Putih tinggi menjulang di tengah lapangan rumput hijau. Bagaikan sebatang pensil putih raksasa berdiri di sana. Ukiran emas menghiasi lingkar bawah dan sekitaran ujung runcingnya. Itulah Tugu Pahlawan, monumen yang sangat penting bagi perjalanan sejarah Kota Surabayaku..

Tahukah kau dahulu di kawasan ini berdiri markas polisi Jepang? Arek-arek Suroboyo kala itu menghancurkan dan mengambil alihnya. Kemudian dijadikanlah Monumen Tugu Pahlawan ini untuk melambangkan kebanggaan arek Suroboyo menang pada pertempuran 10 November 1945. Hero Monument & Tenth November Museum buka mulai puku 08.00 sampai sekitar pukul 14.00. Pada hari Senin dan hari libur nasional, tujuan wisata ini ditutup untuk pemeliharaan.

Masuk pelataran parkir dari sisi jalan Tembaan. Bila dari arah Pasar Turi, harus mengitari kawasan Tugu Pahlawan dan Bank Indonesia lalu mengambil lajur paling kanan untuk berbelok masuk. Seturun dari kendaraan masuk melalui pintu gerbang di sisi samping depan patung Soekarno Hatta. Lapangan rumput hijau luas dikelilingi jalan taman dengan bunga alamanda kuning menjadi kanopinya. Bersih dan tampak terawat. Terdapat patung beberapa pejuang berdiri di dalam kawasan taman.

Di bagian ujung kiri, tampak loket masuk ke dalam Museum Sepuluh Nopember. Hanya 2.000 IDR yang harus dibayar setiap orang. Museum ada di bawah, bertingkat 2 lantai. Beberapa koleksi yang dianggap bernilai sejarah bagi kota kelahiranku bisa dilihat. Beberapa batang bambu runcing. Senapan-senapan kuno hasil rampasan dari para penjajah Belanda, Jepang, maupun Inggris. Foto suasana dan bangunan lawas Surabaya. Diorama sederhana tentang masa penjajahan di Surabaya. Pemutaran film sederhana juga ada di ruangan tersendiri.

Selama 22 tahun lebih dilahirkan dan tinggal di Surabaya, baru kali ini aku masuk ke dalam kawasan Monumen Tugu Pahlawan. Malu? Lumayan. Rumahku memang tak begitu jauh dari sana sehingga hampir selalu melewatinya sebelum mencapai tempat tujuan di tengah kota. Sekitaran 2 tahun lalu, di tengah malam juga sempat mengantarkan rombongan jurnalis kampus berfoto di depan monumen itu. Namun tetap saja bukan masuk ke dalam tembok hijau apalagi museum yang ada di lantai basement. Tanpa pikir panjang, ajakan sepupuku ke Tugu Pahlawan ku-iya-kan. Bersama dengan keempat keponakan, aku membayar rasa ingin tahuku. Mendung dan hujan gerimis menemani wisata singkat kami.

Bila kau warga Surabaya, sudah sepantasnya sekali dalam hidupmu pernah mengunjunginya. Kuakui tidak sebagus yang kubayangkan karena aku membandingkannya dengan Monas yang memiliki diorama sangat banyak dan bagus (read also: Monas). Tetapi, kawasan Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember yang resmi didirikan di tahun 2000 ini lebih bersih dan terawat dari yang kuduga. Setidaknya ketika bertemu warga dari kota lain yang bertanya tentang si pensil raksasa itu, dengan bangga kau bisa menceritakannya. Sederhana dan apa adanya tetapi harus tetap dijaga bersama sebagai saksi sejarah. Wisata Surabaya bukan hanya mall yang makin bertambah saja jumlahnya, tetapi wisata sejarah sangat kental mewarnai kota ini. Inilah salah satunya.

Rawe-rawe rantas, malang-malang putung..!

Sby – 301209 – 5:55PM

 

Here are some photos that I took while visiting Hero Monument & Tenth November Museum.. Back to my old hobby, there you go..

 

   

   

 

www.widiantigunawan.wordpress.com